Salah satu teknologi kecepatan tinggi yang saat ini paling banyak
didiskusikan dan banyak mendapat dukungan adalah digital subscriber line (DSL).
Teknologi DSL ini menyajikan transmisi data dalam range kecepatan mencapai
skala mega bit per detik dengan memanfaatkan jaringan telpon yang sudah ada.
Kecepatan tinggi dapat dicapai dengan membagi jalur telpon ke dalam lebar pita
4 kHz. Ganggunan noise pada jalur, secara dinamik ditentukan oleh jumlah bit
per pita frekuensi dan jumlah pita yang dapat digunakan. Sebagai contoh jika
terjadi noise pada range frekuensi tertentu, pita pada range tersebut jadi
tidak tersedia dan data akan disistribusikan menggunakan pita-pita frekuensi
yang lain. Sebagai tambahan, dalam penyediaan komunikasi kecepatan tinggi, DSL
akan mem-bypass switch sehingga akan mengurangi kemacetan di kantor sentral
telpon. Ini akan memperpendek masa tunggu bagi pengguna telpon untuk memutar
nomor telpon yang dituju karena terjadinya kelebihan beban pada switch.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu jenis DSL
yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet. Sementara
server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke para
pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream.
Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan telpon kabel
berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data pada arus
upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan untuk jarak
yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan rendah. Kode
jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya standar
teknologi ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
DSL (berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line)
adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati
kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan
downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari
teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang
memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa
yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi.
Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun,
sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu
aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.
Teknologi DSL dapat tersedia berkat adanya sebuah
perangkat bernama DSLAM (DSL Access Multiplexer). Perangkat inilah yang membuat
media koneksi berjalan menggunakan teknologi DSL dan menjadi pusat terminasi.
DSL biasanya menggunakan sinyal frekuensi dengan range yang cukup tinggi, yaitu
hingga 1 MHz. Masing-masing tipe DSL berbeda-beda dalam hal penggunaan
frekuensi. Sebagai contoh teknologi ADSL menggunakan frekuensi 20 KHz sampai 1
MHz.
Dengan bekerja pada frekuensi ini, ADSL tidak akan
mengganggu sinyal suara yang juga dibawa dalam media ini. Jadi, pengguna masih
tetap dapat melakukan peneleponan sementara koneksi Internet juga tetap
berjalan. Lain halnya dengan DSL jenis Single-line
DSL yang menggunakan frekuensi yang sama dengan
sinyal suara. Dengan spesifikasi ini, maka pelanggan DSL jenis ini tidak akan
dapat melakukan peneleponan ketika ber-Internet.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu jenis DSL
yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet. Sementara
server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke para
pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream.
Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan telpon kabel
berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data pada arus
upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan untuk jarak
yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan rendah. Kode
jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya standar teknologi
ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.
ADSL melalui jalur POTS dan ISDN
Konsep dasar dari ADSL adalah untuk membebani, mengirim ataupun untuk
menerima sinyal-sinyal digital pada jalur kabel tembaga pada pita frekuensi
yang berbeda dengan yang digunakan untuk pelayanan telpon. Hal ini memungkinkan
ADSL untuk ditransmisikan baik melalui jalur telpon reguler (kadang disebut
sebagai pelayanan telpon model kuno POTS) maupun melalui pelayanan ISDN
digital. Pita frekuensi, terbagi penggunaanya antara yang untuk pelayanan
telpon dengan yang untuk ADSL dengan menggunakan apa yang disebut passive
splitter (pemisah pasif). Untuk jalur-jalur POTS, modem-modem ADSL mampu
menyediakan akses data dan pelayanan suara telpon, bahkan pada kondisi jika
terjadi kegagalan daya.
Sampai sekarang, sejumlah sistem telah ada tetapi ditinggalkan oleh para
pengguna yang menginvestasikannya untuk teknologi ISDN meskipun merupakan
pilihan yang sulit. Apakah mereka harus meninggalkan investasi yang telah
ditanam atau melaju dengan perbaikan antara 50-100 kali lipat dalam kecepatan
transmisi yang dijanjikan oleh ADSL? ISDN mempunyai karakteristik yang
memungkinkan para penggunanya untuk tidak menyerah. Perusahaan-perusahaan
telekomunikasi telah berjuang keras untuk memperluas penggunaan ISDN, dan
disinilah menariknya memanfaatkan sistem yang telah ada. Modem-modem ADSL yang
dapat dimanfaatkan dengan jalur ISDN memungkinkan perusahaan-perusahaan
telekomunikasi dan para konsumen ISDN untuk melindungi investasi yang dilakukan
ketika mengadopsi ISDN. Selain itu juga masih dimungkinkan untuk mengakses
aplikasi-aplikasi multimedia dan internet dengan kecepatan tinggi yang
dimungkinkan.
Pengalokasian Spektrum
Komunikasi suara tradisional dengan telpon hanya menggunakan frekuensi
sampai 4 Khz. ISDN menggunakan porsi spektrum sampai 70 kHz.
Frekuensi-frekuensi di atas angka ini, misalnya sampai 1,1 MHz, tersedia bagi
teknologi ADSL.
ISDN dan ADSL harus dikombinasikan dengan cara bahwa sinyal-sinyal ISDN
yang keluar seutuhnya ditransmisikan secara terpisah dengan menggunakan
frekuensi yang biasa (Gambar 1). Sinyal ADSL terlarang bagi pita frekuensi yang
lebih tinggi, sehingga tidak overlap dengan sinyal ISDN. Sinyal-sinyal pilot
dan start-up juga dapat dipindah ke frekuensi yang berbeda.
Keterbatasan teknis ini juga harus diatasi berkaitan dengan sistem
pelayanan kombinasi yang memanfaatkan lebar pita berbeda guna mencapai hasil
yang efektif dan andal. Disebabkan dekatnya daerah spektrum sinyal ISDN dan
ADSL pada metoda ini, mengakibatkan potensi terjadinya saling gangguan. Secara
konvensional, masalah seperti ini memiliki resiko tersendiri untuk ADSL nya.
Filter yang dirancang secara khusus dapat secara efektif menghilangkan gangguan
ini tanpa terjadi distorsi yang berarti antara masing-masing sinyal.
Mengubah pita frekuensi yang digunakan ADSL pada jaringan ISDN yang telah
ada bisa menimbulkan 2 resiko sbb:
·
Pertama, masalah cakap silang ujung dekat (NEXT, near-end crosstalk) di
kantor sentral telpon seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Jika perusahaan telpon
memiliki pelanggan yang terdiri atas campuran acak antara sistem ADSL-POTS dan
ADSL-ISDN, dimungkinkan terjadi crosstalk yang cukup berarti ketika
sinyal-sinyal yang berbeda masuk ke lebar pita yang sama. Gambar 2 menunjukkan
karakteristik filter dari splitter tertentu pada penggunaan transmisi sinyal
ADSL. Ingat bahwa splitter yang umum digunakan pada sistem POTS-ASDL
mentransmisikan semua sinyal-sinyal downstream ADSL (misalnya ke pelanggan)
pada frekuensi di atas 150 kHz. Karena meningkatnya ADSL ke frekuensi yang
lebih tinggi, upstream ISDN-ADSL mentransmisikan sinyal pada frekuensi 170-250
kHz. Sehingga pada range ini crosstalk antara sinyal-sinyal upstream dan
downstream ADSL bisa menjadi masalah yang serius.
daerah spektrum yang digunakan oleh ADSL pada konfigurasi standar. Jika menggunakan POTS saja, atau ISDN saja, tidak ada masalah karena sinyal-sinyal downstream dan upstream tidak saling overlap. Tetapi jika diterima campuran acak sistem POTS-ADSL dan ISDN-ADSL, akan terjadi crosstalk antara sinyal-sinyal POTS-down dan ISDN-up, karena keduanya menggunakan pita frekuensi 150-200 kHz.
daerah spektrum yang digunakan oleh ADSL pada konfigurasi standar. Jika menggunakan POTS saja, atau ISDN saja, tidak ada masalah karena sinyal-sinyal downstream dan upstream tidak saling overlap. Tetapi jika diterima campuran acak sistem POTS-ADSL dan ISDN-ADSL, akan terjadi crosstalk antara sinyal-sinyal POTS-down dan ISDN-up, karena keduanya menggunakan pita frekuensi 150-200 kHz.
·
Kedua, karena splitter yang berbeda digunakan untuk POTS dan ISDN, biaya
untuk switching dari POTS-ADSL ke ISDN-ADSL jadi meningkat baik yang harus
ditanggung oleh operator maupun oleh pelanggan. Ini untuk pelanggan yang telah
memiliki ADSL dan ingin mengupgrade dari POTS ke ISDN. Prosedur yang rumit pada
saat memodifikasi atau merubah modem ADSL harus dihadapi baik oleh operator
maupun oleh pelanggan. Pelanggan harus membeli peralatan baru, sementara
operator harus melatih teknisinya untuk melakukan swap (pemindahan sistem).
Juga ada masalah psikologis pada saat frekuensi yang lebih luas diberikan untuk
ADSL dengan POTS daripada untuk ISDN, karena ADSL akan memberikan kinerja lebih
baik dengan POTS. Pengguna akan kecewa manakala melakukan upgrade ke ISDN
menghasilkan kinerja ADSL yang lebih buruk.
Sebuah splitter
universal yang merupakan kombinasi splitter ISDN dan POTS dapat mengeliminasi 2
resiko di atas. Splitter ini dapat mengalokasikan lebar pita frekuensi yang
lebih besar untuk sinyal POTS, dan membawa daya cukup kuat untuk arus dan
tegangan sinyal POTS, sehingga secara efektif dapat mengeliminasi setiap
distorsi dari sinyal suara. Splitter ini akan mengurangi lebar pita dari sinyal
ADSL (ketika dipakai bersama POTS), tetapi pengurangannya terbatas hanya sampai
sekitar 10%. Menggunakan splitter universal dapat mengurangi timbulnya NEXT
karena pemindahan sinyal POTS downstream. Pendekatan ini menyederhanakan
upgrade dari POTS ke ISDN, karena modem ADSL tidak tergantung pada pilihan
pelayanan. Keuntungan lain adalah bahwa operator telekomunikasi menggunakan
peralatan yang sama baik untuk pengguna-pengguna ADSL-POTS maupun ADSL-ISDN.
Hal ini akan menyederhanakan perencanaan, pengadaan, maupun penginstalasian.
B. Tipe-tipe DSL
Teknologi DSL memang berkembang cukup cepat. Dari
perkembanganya itu, teknologi DSL terbagi-bagi menjadi lebih dari satu tipe.
Semua tipe tersebut memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing. Berikut
ini adalah tipe-tipe koneksi broadband mengadopsi teknologi DSL yang umum
digunakan saat ini:
Ø Asymmetric DSL
(ADSL)
Yang dimaksud dengan kata Asymmetric DSL adalah teknologi ini
memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data
(upload) dan penerimaan data (download). Karena ketidaksamaan inilah, maka
diberikan istilah Asymmetric untuk teknologi ini. Biasanya kecepatan
downloading data akan lebih besar daripada uploading, mengingat lalu-lintas
data Internet khususnya untuk level pengguna akhir lebih banyak men-download.
Tipe DSL seperti ini memang sengaja diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna level perumahan, di mana traffic menerima data
lebih besar daripada melakukan pengiriman. Kondisi seperti ini sangat cocok
untuk aplikasiaplikasi level pengguna akhir seperti misalnya melakukan download
musik dan film, surfing, online games, menerima e-mail, dan banyak lagi. ADSL
menyediakan koneksi upstream yang relative lambat karena biasanya koneksi ini
hanya digunakan untuk melakukan permintaan data ke Internet. Dengan adanya
spesifikasi seperti ini, harga servis ADSL bisa ditekan semurah mungkin
sehingga terjangkau oleh pengguna rumahan.
Ø Symmetric
DSL (SDSL)
Kebalikan dari Asymmetric, Symmetric DSL merupakan
koneksi yang memiliki spesifikasi jalur upload dan download yang sama persis
keduanya. Jaringan dengan spesifikasi seperti ini sangat cocok digunakan untuk
keperluan aplikasi komersial, di mana pengguna akhir juga memiliki kemampuan
untuk mengirim data dalam jumlah besar ke Internet. SDSL sangat cocok digunakan
untuk aplikasi seperti pengiriman e-mail besarbesaran dengan attachment yang
besar, melakukan upload informasi ke Internet, membuat web server, FTP server,
dan banyak lagi. Biasanya servis jenis ini harganya lebih mahal daripada ADSL
dan sangat cocok untuk keperluan perusahaan.
Teknologi DSL yang satu ini dapat melayani
penggunanya dengan fitur multi-rate (kecepatan yang dapat berbeda-beda),
multi-service, dengan jarak jangkauan yang lebih panjang dari teknologi DSL
yang lainnya, dan dapat dikuatkan sinyalnya sehingga dapat berjalan sangat
jauh. G.SHDSL ini dapat memberikan penggunanya kecepatan transfer mulai dari
192 Kbps sampai dengan 2,3 Mbps. Teknologi ini diklaim dapat memberikan jarak
jangkauan 30 persen lebih besar daripada teknologi DSL lainnya yang ada saat
ini. Teknologi ini diharapkan nantinya dapat menggantikan implementasi dari
SDSL yang ada saat ini.
Ø Integrated Service
Digital Network DSL (IDSL)
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah dapat menduga
bahwa teknologi DSL yang satu ini merupakan perpaduan fitur antara teknologi
ISDN dengan DSL. Seperti halnya ISDN, IDSL menggunakan satu pair kabel untuk
mentransmisikan data secara full duplex dengan kecepatan hingga 144 Kbps. IDSL
pada dasarnya adalah sebuah line ISDN BRI yang digunakan sebagai jalur leased
line, dengan kata lain jalur ISDN BRI yang tidak perlu di-switch penggunaannya.
Jalur IDSL ini tidak memiliki channel signaling seperti ISDN yang sesungguhnya.
Jalur ini dapat dikonfigurasi dengan kecepatan 64 Kbps, 128 Kbps, atau 144
Kbps.
IDSL hanya digunakan untuk membawa komunikasi data
saja, tidak seperti ISDN yang juga bisa digunakan untuk suara. IDSL sangat
ideal untuk digunakan di kantor-kantor cabang karena sinyalnya bisa dikuatkan
persis seperti ISDN. Sistem billing-nya juga tidak seperti ISDN karena IDSL
biasanya dibanderol dengan harga tetap (Flat price).
Ø Very-high-data-rate DSL (VDSL)
VDSL dapat menghantarkan data penggunanya mulai dari
13 Mbps sampai dengan 52 Mbps downstream dan 1,5 hingga 2,3 Mbps upstream hanya
dengan menggunakan satu pasang kabel tembaga twisted. Jarak jangkauan dari
teknologi inilah yang menjadi kelemahannya, karena jarak maksimalnya hanya
sejauh 1,3 km saja.
Ø High-data-rate DSL
(HDSL)
Teknologi HDSL memiliki kecepatan transfer data yang
sama dengan jaringan E1 saat ini. Maka dari itu, HDSL memang telah banyak
digunkan oleh penyedia jasa jaringan untuk menggantikan jalur-alur E1 mereka
yang relatif lebih mahal biaya penyediaannya. HDSL dapat beroperasi melayani
penggunanya dalam jarak 3,6 km saja. Namun, repeater atau penguat dapat Anda
pasang untuk memperpanjang jangkauannya.
A. KESIMPULAN
DSL (berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line)
adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati
kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan
downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari
teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang
memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa
yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi.
Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun,
sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu
aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.
Contoh teknologi DSL (kadangkala
disebut xDSL) termasuk:
Ø High-bit-rate Digital
Subscriber Line (HDSL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar